Selasa, 08 Juli 2014

Perpustakaan Berbasis Warung Kopi Di Kota Pontianak

Kemarin (7/7/2014) saya berkesempatan hadir dalam forum diskusi yang diinisiasi oleh perpustakaan wilayah Kalbar

tema diskusi tersebut sangat menarik, yaitu "Persiapan Membangun Perpustakaan Komunitas Berbasis Warung Kopi Di Kota Pontianak"

Diskusi tersebut dipandu oleh Bang Pay Jarot (salah satu pemateri ketika saya PAMB) dan menghadirkan 3 org pembicara

berbagai komunitas kepenulisan seperti FLP, komunitas membaca, owner toko buku, pemilik warung kopi, hingga organisasi kampus diundang ke dalam diskusi tersebut

sangat positif apa yang dibahas dalam diskusi tersebut !

Pemerintah melalui Perpustakaan Wilayah Kalimantan Barat ingin menumbuhkembangkan budaya membaca di masyarakat kota Pontianak

dan target yang dituju adalah ruang publik, yaitu Warung Kopi

ternyata konsep perpustakaan berbasis warung kopi seperti ini telah berkembang di berbagai kota Indonesia

target awalnya adalah 10 warung kopi yang akan menjadi opening dari gagasan ini

dengan paparan data dan fakta mengenai warung kopi semakin mendukung gagasan ini

warung kopi dewasa ini menjadi ruang publik yang begitu heterogen

tua-muda, pria-wanita menjadikan warung kopi sebagai tempat untuk bersantai bersama teman atau komunitas

melihat kedepan, gagasan ini sangat positif. budaya membaca masyarakat yang rendah memang sangat perlu ditingkatkan

terakhir, saya sangat terkesan dengan apa yang disampaikan oleh Pak Untad selaku pembicara dari pihak perpustakaan terkait adanya kemungkinan buku yang hilang

"saya lebih menyukai buku hilang tapi dibaca oleh orang ketimbang buku yang berdebu tapi tak pernah dibaca"




Tidak ada komentar:

Posting Komentar