Sangat disayangkan ketika saya tidak berkesempatan untuk menghadiri Acara Pak Anis Matta waktu beliau datang ke Pontianak. Dengar-dengar ternyata saat itu beliau menyampaikan gagasan mengenai "Generasi Gelombang Ketiga". Setelah saya searching, akhirnya saya menemukan isi gagasan serupa yang juga beliau sampaikan di tempat yang berbeda. "Generasi Gelombang Ketiga"
Kita merasakan dengan kesejahteraan ini, kita menikmati kebebasan yang luar biasa. Setiap orang bebas mengeritik pemerintah, bahkan menghujat Presiden, membuat Presiden marah setiap waktu tetapi mereka adalah orang-orang yang sejahtera.
Kita menyaksikan keseimbangan antara kesejahteraan dan kebebasan. Begitu juga antara negara, pasar dan society. LSM berdiri di mana-mana, bebas melakukan kritik tetapi pasar tetap jalan tidak terganggu dengan hiruk pikuk politik karena pasar sudah independen, civil society juga independen, negara juga independen.
Kita juga menyaksikan keseimbangan baru antara pusat dengan daerah. Sekarang setiap tahunnya 35% dari anggaran negara diturunkan ke daerah. Lebih dari Rp600 triliun uang yang ditransfer pusat ke daerah dan orang di daerah merasakan ternyata ada manfaatnya menjadi bagian dari Indonesia.
Karena itu saya menganggap setelah kita mencapai keseimbangan-keseimbangan baru ini, maka gelombang pencarian sistem itu relatif selesai. Itu artinya kita telah menyelesaikan gelombang kedua dari tahapan negara kita, sekarang kita akan masuk ke gelombang yang ketiga.
Gelombang yang ketiga ini terutama disebabkan perubahan yang terjadi di dalam struktur masyarakat kita. Sekarang ini, populasi Indonesia yang sudah mencapai 250 juta lebih dari 60% berumur di bawah 45 tahun. Dan biasanya satu masyarakat yang komposisi demografinya lebih dari 60% didominasi oleh orang-orang muda, itu adalah pertanda baik, masyarakat itu sebentar lagi akan mencapai puncak kejayaannya.
Dari 250 juta penduduk Indonesia sekarang ini lebih dari 50% nya masuk dalam kategori kelas menengah, pendapatannya relatif baik, pendidikannya juga relatif baik dan kelompok kelas menengah ini sebagian besarnya diisi oleh orang-orang yang berumur 45 tahun ke bawah. Mereka inilah orang-orang muda, kelas menengah, terdidik, yang saya sebut sebagai The New Majority.
Para pimpinan PKS sekarang ini terbagi dalam dua generasi. Sebagian pimpinan lahir di awal orde baru. Begitu mereka memasuki usia 30-an, mereka menjadi bagian dari reformasi. Dan yang kedua adalah anak-anak yang lahir di awal tahun 90-an.
Anak-anak ini bisa dikatakan begitu lahir dia menyaksikan negaranya ada dalam proses reformasi, menjelang runtuhnya sebuah rezim dan datangnya sebuah orde yang baru yang namanya reformasi. Karena itu generasi ini hanya mengenal satu sistem namanya sistem demokrasi. Dua generasi ini adalah generasi bapak dan anak.
Inilah yang akan menentukan masa depan Indonesia, kelompok mayoritas baru ini yang akan menentukan masa depan Indonesia dan berbeda sama sekali dengan gelombang-gelombang sebelumnya. Kelompok mayoritas baru ini akan menjadi kekuatan utama yang menandai bangsa Indonesia sekarang memiliki syarat-syarat peradaban yang memadai untuk menuju puncak kejayaan. Kita mulai memenuhi syarat-syarat itu.
Siapapun yang akan memimpin Indonesia di masa yang akan datang harus memahami dengan baik cara berfikir generasi baru ini, cara bertindak generasi baru ini, cara merasa generasi baru ini, kepribadian dan budaya generasi baru ini, mereka harus memahami roh zaman yang akan dibentuk generasi baru ini dan PKS adalah bagian inti dari generasi baru Indonesia itu. Sekarang kita akan memasuki gelombang ketiga ini.
Saya ingin kembali sejarah kita sebagai sebuah gerakan. Sayang sekali kita tidak berpartisipasi pada sejarah Indonesia pada gelombang pertama karena kita belum lahir semua. Kita juga tidak berpartisipasi di awal gelombang kedua karena kita umumnya lahir pada pertengahan gelombang kedua.
Kita mulai berpartisipasi, ikut menjadi bagian yang menentukan jalannya sejarah Indonesia pada bagian ketiga dari gelombang kedua. Menjadi penutup dari gelombang kedua. Menjadi pioner reformasi. Kita ikut menjadi bagian dari sistem kemudian menjadi bagian dari arus utama dan persis ada di tengah-tengah kekuasaan di republik ini yang ikut mengendalikan jalannya sejarah Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar