“Seorang mu’min
menutup (aib saudaranya) dan menasehatinya.
Sedangkan seorang fajir
(pelaku maksiat) membocorkan (aib saudaranya) dan memburuk-burukkan.”
Sejatinya, nasihat dan
celaan itu bedanya tipis | Nasihat diberikan secara rahasia, sedangkan celaan
disampaikan secara terang-terangan
Apabila engkau memberi
nasehat, maka nasehatilah secara rahasia, jangan di hadapan orang lain
Al-Imam Ibnu Hibban
rahimahullah (wafat tahun 354 H) berkata :
“Nasihat itu
merupakan kewajiban manusia semuanya, tetapi dalam teknik penyampaiannya
haruslah dengan secara rahasia, tidak boleh tidak.....
karena barangsiapa yang
menasihati saudaranya di hadapan orang lain, maka berarti dia telah mencelanya,
dan barangsiapa yang
menasihatinya secara rahasia, maka berarti dia telah memperbaikinya.
Sesungguhnya
penyampaian dengan penuh perhatian kepada saudaranya sesama muslim adalah
kritik yang membangun, dan lebih besar
kemungkinannya untuk diterima dibandingkan penyampaian dengan maksud
mencelanya.
Hendaknya
kritik atau nasihat disampaikan dengan cara yang baik dan tidak melukai
perasaan dengan cara mengungkapkannya langsung secara personal tidak di hadapan
forum atau untuk kehati-hatian, hendaknya dilakukan dengan secara
sembunyi-sembunyi
Nasihat apabila dilakukan
sesuai adabnya, insya Allah akan menjadi sebuah kasih sayang, dan Ukhuwah pun
akan terasa
Sesungguhnya
orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan keji itu tersiar di kalangan
orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat.
Dan Allah mengetahui, sedang kalian tidak mengetahui.” (Surat An-Nuur: 19)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar