Sabtu, 02 Januari 2016

Napak Tilas 2015 (PART 1) – FM 2015

Opening
Football Manager 2015 atau yang disingkat FM 2015 adalah sebuah game dimana player akan menjadi seorang manager klub sepakbola atauapun tim nasional. Dari FM 2011, 2012, 2013, 2014, hingga 2015, saya tak pernah sekalipun absen dalam bermain game yang konon kabarnya merupakan game dengan database tersebesar mengenai sepakbola di seluruh dunia. Termasuk sepakbola Indonesia.

Di FM 2015 ini saya memutuskan untuk melatih klub AFC BOURNEMOUTH. Mengapa? Karena waktu itu Bournemouth sedang menjadi pembicaraan banyak pengamat sepakbola berkat penampilan heroiknya di divisi Championsip hingga pada akhirnya berhasil promosi ke EPL untuk pertama kalinya. Penampilan menyerang nan atraktif yang diperagakan anak asuh Eddie Howe membuat saya tertantang untuk melatih Bournemouth.


Trophy Selama Menangani Bournemouth
Di tahun pertama melatih, titel juara divisi Championship + Runner up piala FA berhasil saya raih bersama Callum Wilson, dkk. Setelahnya Bournemouth promosi ke EPL seperti halnya yang terjadi di dunia nyata. Musim perdana di EPL, saya hanya bisa memberikan 1 trophy piala FA + Runner-up EPL + Runner-up­ Piala Carling kepada Bournemouth. Berkat posisi Runner-up EPL, otomatis Bournemouth akan mengikuti Liga Champions di musim depan. Amazing ! (akankah Leicester City musim ini di dunia nyata juga mengikuti hal yang serupa? No one knows until end of the season).
Runner-Up EPL musim 2016/2017
Formation & Tactics
Berbicara tentang Tactics, tentunya setiap pelatih memiliki Tactics sesuai filosofinya masing-masing. Sejak FM 2011 hingga 2015, saya selalu menerapkan filososfi permainan total football, tak peduli berapa gol kita kebobolan selama kita bisa mencetak lebih banyak 1 gol, maka kita akan menang.

Pakem formasi 4-3-3 yang bisa bertransformasi menjadi 4-2-3-1 adalah formasi dasar dalam saya membangun tim. Namun sayangnya tim Bournemouth tidak memiliki pemain-pemain yang sesuai dengan pakem formasi dasar tersebut. Saya pun harus meracik ulang bentuk formasi yang tepat sesuai dengan kualitas pemain Bournemouth. Formasi tradisional 4-3-1-2 pun akhirnya menjadi pilihan. Formasi ini juga seakan menjadi antitesa bagi formasi 4-2-3-1 yang seringkali digunakan oleh tim-tim besar seperti Arsenal, Chelsea, Manchester City, hingga Real Madrid. Dengan menumpuk 3 gelandang di lini tengah + 1 gelandang serang yang seringkali ikut membantu pertahanan membuat lini tengah selalu dikuasai oleh tim saya.
Bentuk Dasar Formasi 4-3-1-2
Filosofi total football menuntut tim saya harus lebih menguasai permainan ketimbang tim lawan. Dan lini tengah adalah kunci dari itu. Maka 3 gelandang sentral yang memiliki fungsi yang berbeda-beda. 1 sebagai Ball Winning Midfield, 1 sebagai Deep Lying Playmaker, dan 1 sebagai Advanced Playmaker adalah role yang saya terapkan kepada 3 gelandang sentral tersebut. Sementara 1 Gelandang serang di tengah saya berikan ia role sebagai Attacking Midfield.

Untuk 2 penyerang di depan, saya memberikan tugas yang berbeda. 1 sebagai Deep Lying Forward, dan 1 lainnya sebagai Poacher. Kombinasi ini saling melengkapi dimana seorang Deep Lying Forward selain mencetak goal, juga bertugas untuk menjemput bola ke lini tengah dan berkreativitas dalam mengatur serangan bersama Attacking Midfielder. Sedangkan sang Poacher akan menari-nari di kotak penalti untuk mencari ruang kosong.

Permainan total football yang saya terapkan juga mengharuskan 11 pemain saya ikut bermain di lapangan. Dan serangan harus dimulai dari area bawah. Oleh karenanya role Sweeper Keeper saya berikan kepada penjaga gawang saya. Dimana role tersebut membuat penjaga gawang saya tidak hanya bertugas dalam bertahan, namun juga ikut berada di dalam permainan ketika tim menguasai bola.

Untuk lini belakang, 2 bek tengah saya berikan role yang berbeda. 1 sebagai Central Defender, dan 1 lagi sebagai Ball Playing Defender. Seperti halnya Barcelona dimana Pique sebagai Ball Lying Defender dan Puyol sebagai Central Defender. Sedangkan 2 bek sayap, saya berikan role sebagai Wing Back. Mengingat dalam formasi 4-3-1-2 pemain tengah dan depan akan menumpuk di tengah, maka solusi untuk bermain melebar akan dibebankan kepada 2 bek sayap ini. Tak jarang gol demi gol yang tercipta merupakan hasil kreasi darikedua bek sayap saya baik itu mengkonversi terjadinya gol ataupun mencetak gol.
Peran Setiap Pemain dalam Formasi 4-3-1-2
Selain formasi 4-3-1-2, saya juga menerapkan formasi favorit saya yaitu 4-2-3-1 yang berfungsi menjadi wildcard dalam beberapa match tertentu. Karena setiap sebelum pertandingan, Scout akan melaporkan gambaran tactics tim lawan beserta kekuatan timnya, sehingga kita bisa mengetahui gambaran kekuatan tim lawan. Hal tesebut juga berlaku bagi tim lawan yang juga mengetahui kekuatan tim kita. Sehingga terkadang saya akan membaca formasi lawan terlebih dahulu baru memututskan apakah formasi 4-3-1-2 atau 4-2-3-1 yang akan saya pakai. Walaupun lebih seringnya formasi 4-3-1-2 yang menjadi pilihan saya.
Peran Setiap Pemain dalam Formasi 4-2-3-1

The Winning Team
Selama 2 musim menukangi Bournemouth, saya memiliki the winning team yang pada akhirnya berhasil meraih trophy piala FA serta menjadi Runner-up EPL. Berikut akan saya ulas satu per satu pemain kunci yang menjadi pilihan utama saya dengan formasi 4-3-1-2.

Goalkeeper – Jeronimo Rulli
Kiper 21 tahun asal Argentina yang membela klub Real Sociedad ini bisa dikatakan menjadi pemain paling krusial di tim saya. Entah berapa penyelamatan yang telah dibuat olehnya. Jika saja bukan Rulli kipernya, mungkin Bournemouth tak akan mampu menembus posisi 2 EPL dan juara Piala FA. He is a wonderful Goalkeeper. FYI, di dunia nyata Rulli sudah menjadi buruan tim-tim besar seperti Barcelona dan Manchester City. Melihat penampilan Joe Hart yang kadang kurang stabil, bukan tak mungkin Rulli akan berkostum biru langit di musim depan. #RulliSaver

Right Wing Back – Ruben Neves

He is a good leader in a team ! Awalnya saya mendatangkan Ruben Neves untuk mengisi posisi lini tengah Bournemouth sesuai dengan posisi aslinya yang merupakan seorang defensive midfielder. Namun kala itu wing back kanan saya Andre Wisdom mengalami cedera dan pelapisnya Sam Byram tampil tidak konsisten, sehingga Ruben Neves yang merupakan seorang Versatile player saya tempatkan di posisi wing back kanan. Hasilnya sangat memuaskan. Kemampuan Ruben Neves baik dalam bertahan dan menyerang sama baiknya. Bahkan tak jarang gol demi gol berawal dari pergerakan pemain ini. FYI, Ruben Neves yang baru berusia 18 tahun merupakan Kapten klub Porto dan baru saja mencetak rekor sebagai pemain termuda yang pernah menjabat sebagai Kapten di Liga Champions. Pun sama halnya di FM 2015 saya memberikan kepercayaan kepada Neves untuk mempimpin tim melihat determinasi dan leadershipnya yang sangat tinggi dibandingkan pemain – pemain lain. Di usianya yang begitu muda ia sudah mendapat panggilan dari timnas portugal. Dan klub – klub besar seperti Arsenal, Chelsea, Liverpool hingga West Ham sudah mengajukan penawaran kepada Porto untuk memboyong pemain masa depan Portugal ini. #NevesFutureLeader

Central Defender – Niklas Sule

Kuat, Cepat, Tanpa Kompromi. Ketiga karakter itu mencerminkan gaya bermain bek yang baru berusia 20 tahun ini. Status Man Of The Match pernah beberapa kali diarih olehnya. Sule memiliki skill yang begitu sempurna. Ia cepat, jago duel udara, dan bersih dalam melakukan tekel. FYI, di dunia nyata Arsenal berada di baris terdepan untuk mendapatkan tanda tangan bek asal Jerman ini.

Ball Playing Defender – Allesio Romagnoli

Sebelum Romagnoli dibeli AC Milan dari AS Roma seharga 25 Juta Euro musim ini, di FM 2015 Romagnoli sudah berhasil saya amankan di klub saya. Dalam usianya yang masih muda, Romagnoli memang merupakan bek penuh bakat yang dimiliki oleh Italia. Bahkan di FM 2015 ini Romagnoli pernah ditawar oleh Atletico Madrid seharga 35 Juta Euro, namun saya tolak. Hehehe. #TheBallPlaying


Left Wing Back – Jonathan Silva

Bek yang memiliki naluri menyerang tinggi + merupakan eksekutor bola mati terdapat di dalam diri pemain Sporting Lisbon asal Argentina yang berusia 21 tahun ini. Pemain ini bertipikal sama seperti Baines. Di dunia nyata, kabarnya Napoli dan Dortmund sangat getol ingin mendatangkan pemain ini. FYI, awalnya saya mengincar bek Valencia, Jose Gaya. Namun Chelsea berhasil memenangi perburuan tersebut sehingga saya membidik Silva sebagai alternatifnya. #AFlyingWings

Deep Lying Playmaker – Lewis Cook

Lewis Cook mungkin akan terasa asing bagi para penikmat sepakbola, karena pemain ini berasal dari klub Leeds United yang notabene bermain di divisi Championship liga Inggris. Namun pemain yang satu ini memiliki bakat yang begitu besar. Pemain yang baru berusia 18 tahun ini merupakan pilihan utama saya dalam menempati posisi deep lying playmaker. Role permainannya di dalam tim kurang lebih mirip dengan apa yang dijalankan oleh Matic di Chelsea ataupun Busquets di Barcelona. Ia menjadi penghubung antara lini belakang dan tengah serta menjadi tameng bagi keempat bek di belakang. Ia memang jarang mencetak gol. Namun sentuhan demi sentuhannya sangat menentukan dalam organisasi permainan tim. Di game ini, Manchester United sudah 2 kali mengajukan penawaran untuk Lewis Cook. Seperti biasa, saya belum siap untuk melepasnya. :D #DeepLyingCook

Ball Winning Midfield – Pierre Hojbjerg

Jika Manchester United memiliki Paul Scholes, maka Bournemouth versi saya memiliki seorang Hojbjerg (menyebutkan namanya susah sekali -__-). Pemain berusia 20 tahun yang saya datangkan dari Bayern Muenchen ini adalah seorang Regista yang memiliki kemampuan determination, passing, long shoot, tackling, aggresion sama baiknya. Kemampuan jelajahnya yang tinggi membuatnya terkadang menjalani peran sebagai Box to Box Midfielder. Jika ia berada dalam kondisi yang fit, maka satu tempat garansi akan saya berikan untuknya. Ia merupakan pemain yang paling sering melakukan intercept dan tackling di lini tengah. Melihatnya bermain seakan menyaksikan seorang Coquelin di Arsenal. #ScholesHojbjerg

Advanced Playmaker – Youri Tielemans

Jujur saja saya bingung untuk menentukan siapa yang lebih prioritas menjadi pilihan utama saya antara Youri Tielemans ataupun Will Hughes. Kedua pemain ini bertipikal sama, yaitu seorang advanced playmaker. Keduanya memiliki kemampuan passing mumpuni serta visi bermain diatas rata-rata. Jika Lewis Cook bermain lebih kebawah untuk menghubungkan antara lini belakang dan tengah, maka peran Tielemans ataupun Hughes adalah menjembatani lini tengah ke lini depan. Satu kelebihan Tielemans dibandingkan hughes ialah kemampuan bertahannya yang lumayan baik. Di dunia nyata, Manchester United sudah terdengar sangat serius meminati pemain berusia 20 tahun asal Belgia yang saat ini berkostum Anderlecht. #DeterminationTielemans

Attacking Midfield – Thorgan Hazard

Honestly, Eden Hazard merupakan pemain favorit saya di dunia nyata sepanjang musim 2014/2015. Bahkan dalam bermain futsal pun saya sering kali menempati wilayah kiri dengan gaya bermain layaknya seorang inverted winger berkat inspirasi darri seorang Eden Hazard. Namun apa daya ketika menukangi Bournemouth, adalah sebuah kemustahilan bisa mendatangkan seorang Eden Hazard dari Chelsea. Alhasil, saya mencoba mendatangkan Thorgan Hazard yang merupakan adik kandung dari Eden Hazard sebagai antitesanya. Hasilnya sangat brilliant ! Sang adik memiliki kualitas bermain yang tak kalah ciamik dengan abangnya. Jika sang abang lebih kepada seorang winger, maka sang adik merupakan seorang playmaker tradisional yang memiliki kualitas mengagumkan. 2 tahun posisinya tak tergantikan di lini tengah. Bahkan sang pelapisnya yaitu Alen Halilovic tak cukup kuat untuk menggusur posisinya. #TheNewHazard

Deep Lying Forward – Ricardo Kishna

Tau gelar European Golden Boy? Pemain – pemain seperti Balotelli, Goetze, Isco, dan Pogba pernah mendapatkan nominasi bergengsi ini. Dan Kishna dibawah asuhan saya juga berhasil mensejajarkan dirinya bersama keempat pemain fenomenal tersebut. Awalnya saya tak mengira bahwa Kishna akan meraih nominasi itu. Namun melihat usianya yang masih sangat muda dengan statistik dalam urusan assists dan gol, Kishna pantas mendapatkan nominasi itu.



 European Golden Boy Awards

Berperan sebagai seorang Deep Lying Forward, Kishna bertugas menjemput bola lebih ke bawah dan berperan dalam mengatur serangan bersama Thorgan Hazard. Meskipun begitu, tak jarang pula ia berhasil mencatatkan nama dirinya ke papan skor. FYI, di dunia nyata Kishna baru saja didatangkan oleh Lazio dari Ajax Amsterdam. #TheGoldenBoy

Poacher – Callum Wilson

Callum Wilson adalah satu-satunya pemain asli Bournemouth yang berhasil mendapatkan tempat di hati saya. Ia menjadi top skor klub + pemain terfavorit pilihan fans selama 2 musim berturut-turut. Keganasannya di kotak 16 seperti seorang Lewandowski di Bayern Muenchen. Dan ia memiliki kecepatan layaknya seorang Sergio Aguero. Berkat penampilan heroiknya bersama Bournemouth, Wilson berhasil dipanggil oleh timnas Inggris. Mengagumkan bukan? Dan di dunia nyata kita bisa melihat potensi besar dari pemain ini. Di awal musim, ia berhasil menggelontorkan gol demi gol untuk Bounemouth. Namun sayang, setelahnya ia menimpa cedera panjang yang membuat ia terancam absen hingga akhir musim. #TheFoxInTheBox
Pemain Favorit Pilihan Fans


Best Match
Berikut saya cantumkan beberapa match terbaik saya ketika menukangi Bournemouth selama tahun 2015.
Bournemouth vs Chelsea

Bournemouth vs Chelsea

Bournemouth vs Everton


“ Sebagai penutup, dari pemain-pemain pilihan saya di tim ini sudah jelas tergambar bahwa saya membangun Bournemouth dengan sejumlah pemain – pemain muda (bahkan kapten timnya seorang pemuda 18 tahun, Ruben Neves) berbekal filosofi permainan total football. Saya belum bisa memastikan bagaimana kelanjutan perjalan karier di FM 2016. Apakah akan kembali menangani Bournemouth atau mencoba tantangan baru di klub lainnya. Honestly, jika saja kondisi persepakbolaan Indonesia di tahun 2016 ini sudah kembali berjalan normal, saya tertantang untuk melatih klub Indonesia dan bermain dalam lingkup Asia. Untuk klubnya saya belum tau akan melatih di klub mana. Entah itu Persib, Bali United, atau mungkin Persipon. Goodbye FM 2015. Thank you for your beautiful memories and Welcome FM 2016.

2 Januari 2015 - Kota Khatulistiwa - @Randabola

Tidak ada komentar:

Posting Komentar