Football Manager 2015 atau yang disingkat FM 2015 adalah sebuah
game dimana player akan menjadi
seorang manager klub sepakbola
atauapun tim nasional. Dari FM 2011, 2012, 2013, 2014, hingga 2015, saya tak
pernah sekalipun absen dalam bermain game yang konon kabarnya merupakan game
dengan database tersebesar mengenai
sepakbola di seluruh dunia. Termasuk sepakbola Indonesia.
Trophy Selama Menangani Bournemouth |
Runner-Up EPL musim 2016/2017 |
Formation
& Tactics
Berbicara tentang Tactics,
tentunya setiap pelatih memiliki Tactics sesuai
filosofinya masing-masing. Sejak FM 2011 hingga 2015, saya selalu menerapkan
filososfi permainan total football, tak peduli berapa gol kita kebobolan selama
kita bisa mencetak lebih banyak 1 gol, maka kita akan menang.
Bentuk Dasar Formasi 4-3-1-2 |
Filosofi total football menuntut
tim saya harus lebih menguasai permainan ketimbang tim lawan. Dan lini tengah adalah
kunci dari itu. Maka 3 gelandang sentral yang memiliki fungsi yang
berbeda-beda. 1 sebagai Ball Winning Midfield, 1 sebagai Deep Lying Playmaker,
dan 1 sebagai Advanced Playmaker adalah role yang saya terapkan kepada 3
gelandang sentral tersebut. Sementara 1 Gelandang serang di tengah saya berikan
ia role sebagai Attacking Midfield.
Untuk 2 penyerang di depan, saya
memberikan tugas yang berbeda. 1 sebagai Deep Lying Forward, dan 1 lainnya
sebagai Poacher. Kombinasi ini saling melengkapi dimana seorang Deep Lying
Forward selain mencetak goal, juga bertugas untuk menjemput bola ke lini tengah
dan berkreativitas dalam mengatur serangan bersama Attacking Midfielder.
Sedangkan sang Poacher akan menari-nari di kotak penalti untuk mencari ruang
kosong.
Permainan total football yang
saya terapkan juga mengharuskan 11 pemain saya ikut bermain di lapangan. Dan
serangan harus dimulai dari area bawah. Oleh karenanya role Sweeper Keeper saya
berikan kepada penjaga gawang saya. Dimana role tersebut membuat penjaga gawang
saya tidak hanya bertugas dalam bertahan, namun juga ikut berada di dalam
permainan ketika tim menguasai bola.
Peran Setiap Pemain dalam Formasi 4-3-1-2 |
Peran Setiap Pemain dalam Formasi 4-2-3-1 |
The Winning Team
Selama 2 musim menukangi
Bournemouth, saya memiliki the winning team yang pada akhirnya berhasil meraih
trophy piala FA serta menjadi Runner-up EPL. Berikut akan saya ulas satu per
satu pemain kunci yang menjadi pilihan utama saya dengan formasi 4-3-1-2.
Goalkeeper – Jeronimo Rulli
Kiper 21 tahun asal Argentina
yang membela klub Real Sociedad ini bisa dikatakan menjadi pemain paling
krusial di tim saya. Entah berapa penyelamatan yang telah dibuat olehnya. Jika
saja bukan Rulli kipernya, mungkin Bournemouth tak akan mampu menembus posisi 2
EPL dan juara Piala FA. He is a wonderful Goalkeeper. FYI, di dunia nyata Rulli
sudah menjadi buruan tim-tim besar seperti Barcelona dan Manchester City.
Melihat penampilan Joe Hart yang kadang kurang stabil, bukan tak mungkin Rulli
akan berkostum biru langit di musim depan. #RulliSaver
Right Wing Back – Ruben Neves
He is a good leader in a team !
Awalnya saya mendatangkan Ruben Neves untuk mengisi posisi lini tengah
Bournemouth sesuai dengan posisi aslinya yang merupakan seorang defensive midfielder. Namun kala itu
wing back kanan saya Andre Wisdom mengalami cedera dan pelapisnya Sam Byram
tampil tidak konsisten, sehingga Ruben Neves yang merupakan seorang Versatile player saya tempatkan di posisi
wing back kanan. Hasilnya sangat memuaskan. Kemampuan Ruben Neves baik dalam
bertahan dan menyerang sama baiknya. Bahkan tak jarang gol demi gol berawal
dari pergerakan pemain ini. FYI, Ruben Neves yang baru berusia 18 tahun merupakan
Kapten klub Porto dan baru saja mencetak rekor sebagai pemain termuda yang
pernah menjabat sebagai Kapten di Liga Champions. Pun sama halnya di FM 2015
saya memberikan kepercayaan kepada Neves untuk mempimpin tim melihat
determinasi dan leadershipnya yang sangat tinggi dibandingkan pemain – pemain lain.
Di usianya yang begitu muda ia sudah mendapat panggilan dari timnas portugal.
Dan klub – klub besar seperti Arsenal, Chelsea, Liverpool hingga West Ham sudah
mengajukan penawaran kepada Porto untuk memboyong pemain masa depan Portugal
ini. #NevesFutureLeader
Central Defender – Niklas Sule
Kuat, Cepat, Tanpa Kompromi. Ketiga
karakter itu mencerminkan gaya bermain bek yang baru berusia 20 tahun ini.
Status Man Of The Match pernah beberapa kali diarih olehnya. Sule memiliki
skill yang begitu sempurna. Ia cepat, jago duel udara, dan bersih dalam
melakukan tekel. FYI, di dunia nyata Arsenal berada di baris terdepan untuk
mendapatkan tanda tangan bek asal Jerman ini.
Ball Playing Defender – Allesio Romagnoli
Sebelum Romagnoli dibeli AC Milan
dari AS Roma seharga 25 Juta Euro musim ini, di FM 2015 Romagnoli sudah
berhasil saya amankan di klub saya. Dalam usianya yang masih muda, Romagnoli
memang merupakan bek penuh bakat yang dimiliki oleh Italia. Bahkan di FM 2015
ini Romagnoli pernah ditawar oleh Atletico Madrid seharga 35 Juta Euro, namun saya
tolak. Hehehe. #TheBallPlaying
Left Wing Back – Jonathan Silva
Bek yang memiliki naluri
menyerang tinggi + merupakan eksekutor bola mati terdapat di dalam diri pemain
Sporting Lisbon asal Argentina yang berusia 21 tahun ini. Pemain ini bertipikal
sama seperti Baines. Di dunia nyata, kabarnya Napoli dan Dortmund sangat getol
ingin mendatangkan pemain ini. FYI, awalnya saya mengincar bek Valencia, Jose
Gaya. Namun Chelsea berhasil memenangi perburuan tersebut sehingga saya
membidik Silva sebagai alternatifnya. #AFlyingWings
Deep Lying Playmaker – Lewis Cook
Lewis Cook mungkin akan terasa
asing bagi para penikmat sepakbola, karena pemain ini berasal dari klub Leeds
United yang notabene bermain di divisi Championship liga Inggris. Namun pemain
yang satu ini memiliki bakat yang begitu besar. Pemain yang baru berusia 18
tahun ini merupakan pilihan utama saya dalam menempati posisi deep lying
playmaker. Role permainannya di dalam tim kurang lebih mirip dengan apa yang
dijalankan oleh Matic di Chelsea ataupun Busquets di Barcelona. Ia menjadi
penghubung antara lini belakang dan tengah serta menjadi tameng bagi keempat
bek di belakang. Ia memang jarang mencetak gol. Namun sentuhan demi sentuhannya
sangat menentukan dalam organisasi permainan tim. Di game ini, Manchester
United sudah 2 kali mengajukan penawaran untuk Lewis Cook. Seperti biasa, saya
belum siap untuk melepasnya. :D #DeepLyingCook
Ball Winning Midfield – Pierre Hojbjerg
Jika Manchester United memiliki
Paul Scholes, maka Bournemouth versi saya memiliki seorang Hojbjerg
(menyebutkan namanya susah sekali -__-). Pemain berusia 20 tahun yang saya
datangkan dari Bayern Muenchen ini adalah seorang Regista yang memiliki kemampuan determination, passing, long shoot,
tackling, aggresion sama baiknya. Kemampuan jelajahnya yang tinggi membuatnya
terkadang menjalani peran sebagai Box to Box Midfielder. Jika ia berada dalam
kondisi yang fit, maka satu tempat garansi akan saya berikan untuknya. Ia
merupakan pemain yang paling sering melakukan intercept dan tackling di lini
tengah. Melihatnya bermain seakan menyaksikan seorang Coquelin di Arsenal.
#ScholesHojbjerg
Advanced Playmaker – Youri Tielemans
Jujur saja saya bingung untuk
menentukan siapa yang lebih prioritas menjadi pilihan utama saya antara Youri
Tielemans ataupun Will Hughes. Kedua pemain ini bertipikal sama, yaitu seorang
advanced playmaker. Keduanya memiliki kemampuan passing mumpuni serta visi
bermain diatas rata-rata. Jika Lewis Cook bermain lebih kebawah untuk
menghubungkan antara lini belakang dan tengah, maka peran Tielemans ataupun
Hughes adalah menjembatani lini tengah ke lini depan. Satu kelebihan Tielemans
dibandingkan hughes ialah kemampuan bertahannya yang lumayan baik. Di dunia
nyata, Manchester United sudah terdengar sangat serius meminati pemain berusia
20 tahun asal Belgia yang saat ini berkostum Anderlecht.
#DeterminationTielemans
Attacking Midfield – Thorgan Hazard
Honestly, Eden Hazard merupakan
pemain favorit saya di dunia nyata sepanjang musim 2014/2015. Bahkan dalam
bermain futsal pun saya sering kali menempati wilayah kiri dengan gaya bermain layaknya
seorang inverted winger berkat inspirasi darri seorang Eden Hazard. Namun apa
daya ketika menukangi Bournemouth, adalah sebuah kemustahilan bisa mendatangkan
seorang Eden Hazard dari Chelsea. Alhasil, saya mencoba mendatangkan Thorgan
Hazard yang merupakan adik kandung dari Eden Hazard sebagai antitesanya.
Hasilnya sangat brilliant ! Sang adik memiliki kualitas bermain yang tak kalah
ciamik dengan abangnya. Jika sang abang lebih kepada seorang winger, maka sang
adik merupakan seorang playmaker tradisional yang memiliki kualitas
mengagumkan. 2 tahun posisinya tak tergantikan di lini tengah. Bahkan sang
pelapisnya yaitu Alen Halilovic tak cukup kuat untuk menggusur posisinya. #TheNewHazard
Deep Lying Forward – Ricardo Kishna
Tau gelar European Golden Boy?
Pemain – pemain seperti Balotelli, Goetze, Isco, dan Pogba pernah mendapatkan
nominasi bergengsi ini. Dan Kishna dibawah asuhan saya juga berhasil
mensejajarkan dirinya bersama keempat pemain fenomenal tersebut. Awalnya saya
tak mengira bahwa Kishna akan meraih nominasi itu. Namun melihat usianya yang
masih sangat muda dengan statistik dalam urusan assists dan gol, Kishna pantas
mendapatkan nominasi itu.
European Golden Boy Awards |
Berperan sebagai seorang Deep
Lying Forward, Kishna bertugas menjemput bola lebih ke bawah dan berperan dalam
mengatur serangan bersama Thorgan Hazard. Meskipun begitu, tak jarang pula ia
berhasil mencatatkan nama dirinya ke papan skor. FYI, di dunia nyata Kishna
baru saja didatangkan oleh Lazio dari Ajax Amsterdam. #TheGoldenBoy
Poacher – Callum Wilson
Callum Wilson adalah satu-satunya
pemain asli Bournemouth yang berhasil mendapatkan tempat di hati saya. Ia
menjadi top skor klub + pemain terfavorit pilihan fans selama 2 musim
berturut-turut. Keganasannya di kotak 16 seperti seorang Lewandowski di Bayern
Muenchen. Dan ia memiliki kecepatan layaknya seorang Sergio Aguero. Berkat penampilan
heroiknya bersama Bournemouth, Wilson berhasil dipanggil oleh timnas Inggris.
Mengagumkan bukan? Dan di dunia nyata kita bisa melihat potensi besar dari
pemain ini. Di awal musim, ia berhasil menggelontorkan gol demi gol untuk
Bounemouth. Namun sayang, setelahnya ia menimpa cedera panjang yang membuat ia
terancam absen hingga akhir musim. #TheFoxInTheBox
Pemain Favorit Pilihan Fans |
Best Match
Berikut saya cantumkan beberapa
match terbaik saya ketika menukangi Bournemouth selama tahun 2015.
Bournemouth vs Chelsea |
Bournemouth vs Chelsea |
Bournemouth vs Everton |
“ Sebagai penutup, dari pemain-pemain pilihan saya di tim ini sudah jelas tergambar bahwa saya membangun Bournemouth dengan sejumlah pemain – pemain muda (bahkan kapten timnya seorang pemuda 18 tahun, Ruben Neves) berbekal filosofi permainan total football. Saya belum bisa memastikan bagaimana kelanjutan perjalan karier di FM 2016. Apakah akan kembali menangani Bournemouth atau mencoba tantangan baru di klub lainnya. Honestly, jika saja kondisi persepakbolaan Indonesia di tahun 2016 ini sudah kembali berjalan normal, saya tertantang untuk melatih klub Indonesia dan bermain dalam lingkup Asia. Untuk klubnya saya belum tau akan melatih di klub mana. Entah itu Persib, Bali United, atau mungkin Persipon. Goodbye FM 2015. Thank you for your beautiful memories and Welcome FM 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar