4 hari terakhir ini, UNTAN tengah mengalami suatu momentum yang hebat. Yaitu momentum pergantian pemimpin kampus atau yang biasa lebih dikenal dengan Presiden Mahasiswa.
Tak bisa disangkal lagi, pertarungan dalam memperebutkan posisi sakral ini begitu panas. Organisasi - organisasi gerakan eksternal kampus saling berjuang keras dalam memenangkan pemirama ini.
Dari proses pencalonan hingga proses pemilihan selalu menghadirkan cerita - cerita hangat layaknya pertarungan dalam pemilihan presiden Indonesia. Sangat Panas!
Puncak dari pertarungan itu terjadi ketika proses perhitungan suara. Sungguh, jika anda melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana proses ini berlangsung, maka anda dapat merasakan seperti inilah dunia politik.
Strategi adalah hal yang wajar dalam sebuah pertarungan. Namun apa yang terjadi dalam beberapa hari ini bukan hanya sekedar strategi, tapi lebih bisa dikatakan Kecurangan !
Pihak lawan sangat bermain tidak fair. Pencurian surat suara, intervensi kepada KPRM, hingga mematikan lampu yang kemudian diteruskan dengan penyerangan kepada surat suara saat perhitungan berlangsung adalah beberapa kejadian yang sangat memuakkan untuk dilihat.
Petarung sejati adalah petarung yang tidak seperti itu. Ia tak akan berbuat kecurangan untuk menjadi pemenang. Justru pecundang lah yang seperti itu !
Setiap kejadian tentu memiliki hikmah dan pelajaran. Dan disini, saya dapat melihat bagaimana adanya pencerdasan dinamika politik ketika seluruh proses ini berlangsung.
Diperlukan strategi yang sangat matang dalam menghadapi ini dan keberanian mental yang kuat. Analogi api akan kalah jika dilawan dengan air tidak bisa sepenuhnya digunakan dalam pertarungan seperti ini. Api harus dilawan dengan api jua. Namun api yang kita hidupkan berbeda dengan api yang mereka hidupkan.
Teringat 4 prinsip Tjokroaminoto :
1. Semurni-murni aqidah
2. Setinggi-tinggi ilmu
3. Seluas cita-cita
4. Sebaik-baik siasat / strategi
1. Semurni-murni aqidah
2. Setinggi-tinggi ilmu
3. Seluas cita-cita
4. Sebaik-baik siasat / strategi
Di momentum pemirama inilah prinsip nomor 4 tersebut terlihat. Disinilah arena perjuangan tarbiyah sesungguhnya. Bagaimana kita berjuang mempertahankan kebenaran agar posisi strategis itu tidak jatuh ke tempat yang salah.
8 Mei 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar