Selasa, 03 Mei 2016

B.E.R.S.A.M.A

Ada sebuah kalimat bijak yang mengatakan "Di belakang setiap pria sukses, ada seorang wanita hebat". 

Namun menurut saya kalimat bijak tersebut harus sedikit direvisi menjadi "Di samping setiap pria sukses, ada seorang wanita hebat“. 

Mengapa disamping? Karena sejatinya seorang pria butuh seorang partner yang selalu menemankan setiap aktivitasnya. Dengan sang wanita berada disampingnya, ia bisa menggandeng tangan atau mendekap wanita tersebut. Kan ribet kalo seandainya sang wanita berada di belakang pria :))

Anis Matta pernah menuliskan sebuah sajak tentang peran wanita dalam diri setiap Pahlawan, yang dimuat dalam buku serial kepemimpinan terbaik yang pernah saya baca, "Mencari Pahlawan Indonesia".

Jadilah engkau bocah di depan istrimu, tetapi berubahlah menjadi lelaki perkasa ketika keadaan memanggilmu.” (Umar Bin Khattab)
Dibalik setiap pahlawan besar selalu ada seorang perempuan agung. Begitu kata pepatah Arab. Perempuan agung itu biasanya satu dari dua, atau dua-duanya sekaligus; sang ibu dan atau sang istri.
Karya-karya besar seorang pahlawan lahir ketika seluruh energi didalam dirinya bersinergi dengan momentum di luar dirinya. Dan perempuan adalah salah satu energi tersebut.
Perempuan bagi banyak pahlawan adalah penyangga spiritual, sandaran emosional; dari sana mereka mendapatkan kenyamanan dan keberanian; ketenangan dan gairah; keamanan dan kekuatan.
Siapakah yang pertama kali ditemui Rasulullah saw setelah menerima wahyu dan merasakan ketakutan yang luar biasa? Khadijah! Maka, ketika Rasulullah saw ditawari untuk menikah setelah Khadijah wafat, beliau mengatakan, “Dan siapakah wanita yang sanggup menggantikan peran Khadijah?”
Itulah keajaiban dari keserdehanaan. Keserdehanaan yang sebenarnya adalah keagungan; kelembutan, kesetiaan, cinta, dan kasih sayang. Itulah keajaiban perempuan.
(Anis Matta, Mencari Pahlawan Indonesia)
Begitulah krusialnya peran wanita atau perempuan bagi seorang pria atau pahlawan. Hadirnya seorang wanita disampingnya akan menenteramkan hati, membangkitkan semangat, dan menggairahkan dalam menggapai cita-cita kepahlawanan itu sendiri.

Bersamanya, seorang pahlawan bisa melihat dengan jelas kemana arah kemudi kapalnya akan dibawanya. Bersamanya, semangat seorang pahlawan menjadi berlipat berkobar di dada. Dan bersamanya pula ia akan menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat.

- Menjemput Kebersamaan -

Minggu, 01 Mei 2016

Cerita di balik Gurukite.com

"Hidup hanya sekali, jangan menua tanpa karya dan inspirasi" (Ridwan Kamil)

Berawal dari sebuah refleksi atas kegagalan, akhirnya ide itu muncul dan meminta untuk segera di eksekusi.

Waktu itu kondisinya sangat dilematis. Saya sedang mengejar deadline tugas akri a.k.a skripsweet. Namun saya sadar bahwa jika ide ini terlambat untuk di eksekusi, bisa jadi ada pihak lain yang memiliki ide serupa.

Awalnya saya mencoba berdamai dengan keadaan. Saya memilih untuk menepikan ide itu dan fokus dengan deadline tugas akhir. Tapi pikiran ini meronta. Ia mendesak diri ini untuk segera bergerak. Segera meneksekusi. Saya bingung, tapi saya akui bahwa pada saat itu upaya perdamaian yang saya lakukan akhirnya kalah dengan kengototan pikiran yang mendesak untuk merealisasikan ide ini.

Langkah pertama yang saya lakukan adalah berbagi. Saya harus membagi keresahan ini kepada orang lain yang memiliki visi dan misi serupa. Karena jika saya bercerita ide ini dengan orang lain, bisa saja ide itu akan dicuri olehnya. Akhirnya setelah melalui perevisian konsep dan penyeleksian individu, saya menghubungi 3 orang untuk bergabung bersama dalam membangun ide ini.

Langkah awal tak selalu berjalan mulus. 1 dari 3 orang tersebut menolak, namun saya tetap maju dan melangkah bersama 2 rekan lainnya. Kami bertiga bertemu untuk pertama kalinya pada tanggal 6 Maret 2016 di cafe WTF (bukan promosi ya :D ). Setelah saya paparkan secara panjang mengenai ide tersebut, mereka setuju dan siap untuk melangkah bersama mengeksekusi ide ini.

Awalnya kami bersepakat untuk bergerak "slow, but sure". Saya juga mengakui bahwa saya belum bisa 100% fokus dengan ide ini, karena saya sepenuhnya ingin fokus dengan skripsweet. Mereka paham dan mendukung keputusan saya.  Namun malam itu membuat kami harus merubah arah kapal.

Seorang teman saya juga sedang melakukan hal yang serupa dengan yang kami rencanakan. Ya. Kita sama-sama sedang bergelut dengan project yang sama. Ide kita sama. Sama persis. Banget.

Sempat bingung juga sih. Kok bisa samaan ya? Tapi akhirnya paham juga karena kita sama-sama merasain bahwa konsep yang kita garap memang sedang jadi trending topic di kota-kota luar. Dan sangat menjual. Akhirnya kita sepakat bahwa kita akan head-to-head. Kita sama-sama terus maju dan saling berhadapan di pasar.

Saya sempat bingung mesti ngapain. Tapi setelah saya cerita ke tim, mereka justru semakin semangat. Mereka siap head-to-head, dan siap bersing secara sportif. Ah, saya tidak salah pilih orang. I proud with yours team :) !

Sejak saat itu saya sedikit meredam keintenans saya terhadap skripsweet. Saya serius membangun project ide ini. Ketemu dengan berbagai programmer dan mencoret lembaran kertas untuk merevisi konsep serta ruitin melakukan meet-up bersama tim. Hingga akhirnya kami bisa merampungkan semua itu menjadi sebuah konsep yang rapi, yang dinamai Gurukite.com !!

Gurukite.com 

Melihat kemajuan zaman yang dimana era digital semakin mendominasi ketimbang era konvensional, kami ingin membawa warna baru di bidang pendidikan dengan mendirikan Gurukite.com.

Sebuah startup lokal penyedia jasa guru privat berplatform online pertama di Pontianak.

Beberapa inovasi kami hadirkan dengan berbasis SocioEducation. Kami sadar bahwa sekarang bukan zamannya untuk bergerak sendiri-sendiri lagi. Sekarang adalah eranya Kolaborasi 2.0. Dimana bergerak bersama akan semakin melesat jauh mengangkasa ketimbang bergerak sendiri dengan kecepatan tinggi.

Saya mencoba untuk berkolaborasi dengan berbagai lini. Dengan Pemerintah, Komunitas, Kampus, dan Sekolah. Dan kami juga menyisipkan sebuah planning untuk ikut terlibat dalam pembangunan pendidikan di Kalbar melalui konsep SocioEducation.

Semoga apa yang kami impikan untuk jangka panjang waktu kedepan bisa terealisasi. Karena kami sadar, kami baru memulai. Kami baru melangkah. Kami harus lebih serius dalam membangun semua ini. Terlebih ketika kami test of the water dengan melakukan uji publik, banyak pihak yang mengapresiasi Gurukite.com.

Come and join with us.


Gurukite.com
Move together, inspired others !

RAN - NDA

Ran - Nda; dua nama pangilan yang sering diberikan orang-orang kepada saya

Tapi sejatinya jika ditarik benang merah, terdapat perbedaan yang begitu signifikan (kalo ngomong begini ke Bu Dwi bakalan kena semprot nih, soalnya kata signifikan harus dibarengi dengan data kuantitatif :D )

Jika dihitung secara kasar sekitar 80% akan memanggil dengan panggilan "ran", sedangkan 20%nya memanggil dengan panggilan "nda"

Tapi entah mengapa justru yang 20% itu cenderung orang-orang yang ter ter ter

Dan itu rata-rata tergantung bawaan orangnya masing-masing kali ya. Contonhya nih sohib ane waktu PPL di MAN 1, Rizki (Guru Kimia), sedari awal kita ketemu si Rizki udah menyapa dengan menggunakan "nda". Hingga berjalannya waktu ane dengan Rizki menjadi duet maut di sekolah yang kalo kami bergabung seisi sekolah akan menjadi gempar. Hahahaha

Tapi jujur aja bawaan dipanggil dengan "nda" itu lebih soft deh rasanya ketimbang "ran"

Kalo di math'11 (angkatan kelas matematika) gak ada satupun loh yang memanggil dengan "nda". Gak tau juga faktor apa. Rata-rata manggil dengan "ran" ataupun seringnya "Randa".

Akhir-akhir ini anak-anak BEM sering manggil dengan panggilan "ranbol"; ini efek bawaan nickname medsos ini. Tapi yowes lah, biarkan nama itu mengenang ke udara bersama kenangan-kenangan indah yang membersamainya

Minggu, 24 April 2016

T.I.G.A

1. Tidak melakukan olahraga berat seperti futsal, basket, bulutangkis, dan sejenisnya

2. Mengurangi makan cabe atau yang pedas-pedas

3. Mengurangi minum yang mengandung caffein seperti kopi, teh, dan sejenisnya

Teruntuk siapapun, terutama yang membaca ini tolong ingatkan saya agar menjauhi ketiga hal diatas. Jika saya melakukan hal tersebut, silahkan ditegur atau diberi punishment.

Kamis, 21 April 2016

Orang Kaderisasi

Sebelum saya melaksanakan Ujian Sidang skripsi, ada sebuah episode cerita yang membersamai proses tesebut. Sebuah episode cerita yang penuh dengan ikatan emosi dan berakhir dengan happy ending.

Dilematis 12.04.16 
12 April 2016 merupakan hari deadline ujian skripsi untuk proses wisuda gelombang ke III, bulan April. 2 dosen pembimbing dan 2 dosen penguji saya sepakat agar ujian sidang dilaksanakan pada hari tersebut. Awalnya saya bahagia. Namun seketika saya tersadarkan bahwa pada tanggal 11-13 April saya memiliki jadwal pelatihan petugas sensus ekonomi 2016. Saya bingung harus memilih yang mana. Ujian sidang merupakan sebuah hal yang sangat urgent. Namun sejak awal bulan Maret, saya telah menandatangani kontrak sensus ekonomi 2016, yang dimana saya akan menanggung resiko jika saya membatalkan kontrak tersebut. Saya mencoba meminta nasehat dengan kedua orangtua serta murobbi saya dalam memutuskan hal ini. Keduanya pun memberikan jawaban yang sama, ujian sidang skripsi harus diutamakan. Setelah berpikir cukup panjang, akhirnya saya mencoba untuk melakukan sebuah strategi nekat. Jika strategi ini berhasil, ini merupakan win-win solution menurut saya. 

Make a Decision
Strategi yang saya ambil adalah saya akan menjalankan kedua-duanya sebagai "anak baik". Hari pertama kegiatan pelatihan sensus ekonomi, saya datang tepat waktu dan mengambil posisi duduk terdepan. Setelah acara pembukaan selesai, kami dibagi per kelas dengan setiap kelas didampingi oleh seorang instruktur tetap. Instruktur inilah yang akan menjadi pelatih saya selama 3 hari kedepan.

"Sesungguh-sungguhnya rencana kita, rencana Allah jauh lebih indah".
Pada pembagian kelas, saya masuk kedalam kelas Magnolia 1 (magnolia merupakan nama bunga). Dan instruktur di kelas saya namanya Bu Yuni (yang berada di tengah dengan jilbab orange pada gambar).

Ibu yang Menginspirasi
Perkenalan pertama saya dengan beliau, otak saya langsung menyimpulkan bahwa ibu ini seorang kader. Hati saya langsung merespon, jangan terkecoh dengan penampilan seseorang, apalagi sekarang zamannya trend hijab bisa dipakai oleh siapa saja. Perlahan tapi pasti, dugaan saya bahwa bu Yuni itu kader semakin kuat. Dari segi beliau berbicara, menyapa, beretorika, dan berinteraksi memperlihatkan aura seorang "murobbiyah" , hehehe sensor aja ya kalimatnya :p . Aura seorang murobbiyah itu beneran keliatan kok. Intermezzo dulu ya; tahun lalu waktu acara pelatihan kepemimpinan di Bogor, kami para pria-pria tersisa yang jadwal pulangnya kloter terakhir melakukan obrolan serius di kamar. "Kalo aku mau cari istri yang basicnya kaderisasi rek ! " (ucapan salah satu dari kami). Pria-pria yang lain menanggapi statement dari pria asal kota Malang tersebut. Inti dari kalimatnya adalah karena seseorang dengan basic kaderisasi itu lebih plus plus kualitasnya. Tenang, saya tidak terlalu setuju kok dengan statementnya :)) 

Ibu yang Menginspirasi (2)
Lanjut ke topik awal, akhirnya pada hari pertama saya mengikuti pelatihan dengan super serius dan super aktif. Alasannya sederhana, agar Bu Yuni bisa tertarik dengan keseriusan saya. Salah satu dampak dari strategi ini, saya memahami semua materi dengan lancar :D . Ketika acara hari pertama selesai, saya tidk langsung pulang. Saya pulang belakangan hingga pada akhirnya diruangan itu tersisa saya dengan Bu Yuni dan beberapa panitia. Pada moment ini saya mencoba mengeluarkan kemampuan lobby-lobbyan saya. Saya bersikap nothing to lose. Jika berhasil, saya bisa lanjut dua-duanya, dan jika gagal maka saya harus berhenti dengan kontrak sensus ini. Awalya yang saya pikirkan semuanya akan berjalan rumit. Karena pada kasus yang terjadi pada beberapa orang lainnya, izin hanya bisa dilakukan jika mendesak; seperti orang tua sakit. Tapi kenyataan yang terjadi, saya hanya butuh waktu 2 menit untuk meyakinkan bu Yuni. Bu Yuni sangat sangat sangat pengertian dengan kondisi saya, dan memberikan saya izin utnuk melakukan ujian sidang, dengan catatan besok paginya saya harus mengikuti pelatihan dulu. Siap 86 bu !!

Ibu yang Menginspirasi (3)
Pada hari kedua pelatihan, atau selasa pagi, ibunya mengawali kelas dengan sebuah surprise. Di depan semua peserta pelatihan, si ibu meminta semuanya untuk berdoa karena pada hari ini salah satu diantara kita ada yang melaksanakan ujian sidang skripsi (si ibu sengaja tidak menyebutkan nama). Duarrrr. Betapa kagetnya saya ketika si ibu berkata seperti itu. Saya coba lirik si ibu, dan si ibu tersenyum. Semakin malu saya. Hahaha. Tapi apa yang dilakukan oleh ibu Yuni benar-benar pendekatan intrapersonal yang sangat bagus. Gayanya orang kaderisasi banget.

Ibu yang Menginspirasi (4)
Ketika saya selesai ujian sidang, saya langsung segera kembali ke hotel dan mengikuti pelatihan. Sebelum pulang, saya menghampiri bu yuni dan mengucapkan terima kasih karena atas kebaikan dari bu Yuni saya memperoleh nilai A. Dan dejavunya, keesokan hari beliau kembali mengawali kelas dengan menyampaikan kabar gembira tersebut di depan seluruh peserta. Ahhhh, terima kasih banyak ibuuu. You're so d'best !!

Penutup
Teringat akan sebuah rumus sederhana dalam merekrut yaitu berdakwaklah dari keteladanan. Sikap kita dalam keseharian akan memudahakan objek-objek dakwah kita untuk semakin dekat dengan kita. Ketika mereka sudah dekat dan merasa nyaman dengan kita, maka tak sulit untu kita mengajak dia untuk menjadi lebih baik. Saya membayangkan jika seorang perempuan berada pada posisi saya, kemudian bu Yuni menawarkan untuk berada pada jalan kebaikan, maka saya yakin perempuan tersebut akan terketuk hatinya. Karena apa yang telah dilakukan bu yuni benar-benar merupakan sebuah kesan baik yang tercipta hanya dengan beberapa pertemuan. 

You're so inspirited bu !!

Selamat tanggal 21 April :)) 



Peserta kelas Magnolia 1 

Selasa, 19 April 2016

Karena Hidup Tidak Harus Kata Orang

Seseorang berkata padaku
Bahwa hidup adalah pilihan
Sulitnya, bahwa yang membuat pilihan-pilihan itu adalah kita sendiri
Di masa lalu, kita berjuang mati-matian untuk mendapatkan pilihan-pilihan
Yang selanjutnya harus kita sisihkan di masa depan

Seseorang pula mengatakan sebuah rahasia kepadaku
Tentang waktu yang tepat untuk menyerah atas apa yang kita perjuangkan
Tentang kebolehan melepaskan apa yang seharusnya tidak dipertahankan
Yaitu ketika kita kehabisan alasan untuk berjuang

Lagi-lagi, seseorang itu memaksaku
Menjadi diri sendiri
Ah, bosan!
Sering aku mendengarnya, sering pula aku meragukannya
Bahwa menurutnya, dibenci karena menjadi diri sendiri bukanlah sebuah masalah
Setidaknya mereka memiliki alasan membeciku
Karena kepahitan dalam sebuah kebencian adalah ketika kita dibenci tanpa alasan

Suatu saat, aku yang memberinya serangkai kata
Merasa lebih pandai memaknai cinta
Bahwa perjuangan harus lahir dari cinta penuh warna yang juga membuat sekitarnya berwarna
Namun kurasa jalan pikiran cintanya sudah lebih jauh dari perjalanan menyusuri barat dan timur
Ia membalasku dengan sebuah kutipan cinta favoritnya
Cinta yang masih memiliki warna adalah ketimpangan

Dan terakhir, seseorang menghiburku, bukan untuk membuatku tertawa
Tetapi untuk mengajariku berpikir
Bahwa lingkaran itu sempurna, tetapi setidaknya hidup manusia bisa persegi




puisi ini ditulis oleh Siti Awaliyatul Fajriyah - UI 2012 (Dalam Majalah Edisi #1 Negarawan Muda)

D-REA-M


We need a reason to fight !


Senin, 18 April 2016

The Nights

Malam ini malam yang sangat panjang. Meskipun secara kuantitatif malam-malam kemarin jauh lebih panjang, namun secara kualitatif malam ini terasa begitu panjang. Bukan tentang kegagalan Arsenal yang semakin mustahil untuk mengejar Leicester (baca : Leister), tapi tentang sebuah kenyataan yang terhampar di depan cermin. Memang sangat tidak fair untuk disimpulkan, tapi setidaknya terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Mungkin sebaiknya diri ini harus kembali lebih intens dalam bermunajat kepada-Mu di dalam malam-malam yang panjang seperti ini. Karena hanya kepada Engkau lah sebaik-baiknya tempat kembali. Teringat dengan sebuah taujih yang tak asing didapat ketika dahulu kala;
"Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

18.04.16
Everything still the same, never changed

Sabtu, 02 Januari 2016

Napak Tilas 2015 (PART 1) – FM 2015

Opening
Football Manager 2015 atau yang disingkat FM 2015 adalah sebuah game dimana player akan menjadi seorang manager klub sepakbola atauapun tim nasional. Dari FM 2011, 2012, 2013, 2014, hingga 2015, saya tak pernah sekalipun absen dalam bermain game yang konon kabarnya merupakan game dengan database tersebesar mengenai sepakbola di seluruh dunia. Termasuk sepakbola Indonesia.

Di FM 2015 ini saya memutuskan untuk melatih klub AFC BOURNEMOUTH. Mengapa? Karena waktu itu Bournemouth sedang menjadi pembicaraan banyak pengamat sepakbola berkat penampilan heroiknya di divisi Championsip hingga pada akhirnya berhasil promosi ke EPL untuk pertama kalinya. Penampilan menyerang nan atraktif yang diperagakan anak asuh Eddie Howe membuat saya tertantang untuk melatih Bournemouth.


Trophy Selama Menangani Bournemouth
Di tahun pertama melatih, titel juara divisi Championship + Runner up piala FA berhasil saya raih bersama Callum Wilson, dkk. Setelahnya Bournemouth promosi ke EPL seperti halnya yang terjadi di dunia nyata. Musim perdana di EPL, saya hanya bisa memberikan 1 trophy piala FA + Runner-up EPL + Runner-up­ Piala Carling kepada Bournemouth. Berkat posisi Runner-up EPL, otomatis Bournemouth akan mengikuti Liga Champions di musim depan. Amazing ! (akankah Leicester City musim ini di dunia nyata juga mengikuti hal yang serupa? No one knows until end of the season).
Runner-Up EPL musim 2016/2017
Formation & Tactics
Berbicara tentang Tactics, tentunya setiap pelatih memiliki Tactics sesuai filosofinya masing-masing. Sejak FM 2011 hingga 2015, saya selalu menerapkan filososfi permainan total football, tak peduli berapa gol kita kebobolan selama kita bisa mencetak lebih banyak 1 gol, maka kita akan menang.

Pakem formasi 4-3-3 yang bisa bertransformasi menjadi 4-2-3-1 adalah formasi dasar dalam saya membangun tim. Namun sayangnya tim Bournemouth tidak memiliki pemain-pemain yang sesuai dengan pakem formasi dasar tersebut. Saya pun harus meracik ulang bentuk formasi yang tepat sesuai dengan kualitas pemain Bournemouth. Formasi tradisional 4-3-1-2 pun akhirnya menjadi pilihan. Formasi ini juga seakan menjadi antitesa bagi formasi 4-2-3-1 yang seringkali digunakan oleh tim-tim besar seperti Arsenal, Chelsea, Manchester City, hingga Real Madrid. Dengan menumpuk 3 gelandang di lini tengah + 1 gelandang serang yang seringkali ikut membantu pertahanan membuat lini tengah selalu dikuasai oleh tim saya.
Bentuk Dasar Formasi 4-3-1-2
Filosofi total football menuntut tim saya harus lebih menguasai permainan ketimbang tim lawan. Dan lini tengah adalah kunci dari itu. Maka 3 gelandang sentral yang memiliki fungsi yang berbeda-beda. 1 sebagai Ball Winning Midfield, 1 sebagai Deep Lying Playmaker, dan 1 sebagai Advanced Playmaker adalah role yang saya terapkan kepada 3 gelandang sentral tersebut. Sementara 1 Gelandang serang di tengah saya berikan ia role sebagai Attacking Midfield.

Untuk 2 penyerang di depan, saya memberikan tugas yang berbeda. 1 sebagai Deep Lying Forward, dan 1 lainnya sebagai Poacher. Kombinasi ini saling melengkapi dimana seorang Deep Lying Forward selain mencetak goal, juga bertugas untuk menjemput bola ke lini tengah dan berkreativitas dalam mengatur serangan bersama Attacking Midfielder. Sedangkan sang Poacher akan menari-nari di kotak penalti untuk mencari ruang kosong.

Permainan total football yang saya terapkan juga mengharuskan 11 pemain saya ikut bermain di lapangan. Dan serangan harus dimulai dari area bawah. Oleh karenanya role Sweeper Keeper saya berikan kepada penjaga gawang saya. Dimana role tersebut membuat penjaga gawang saya tidak hanya bertugas dalam bertahan, namun juga ikut berada di dalam permainan ketika tim menguasai bola.

Untuk lini belakang, 2 bek tengah saya berikan role yang berbeda. 1 sebagai Central Defender, dan 1 lagi sebagai Ball Playing Defender. Seperti halnya Barcelona dimana Pique sebagai Ball Lying Defender dan Puyol sebagai Central Defender. Sedangkan 2 bek sayap, saya berikan role sebagai Wing Back. Mengingat dalam formasi 4-3-1-2 pemain tengah dan depan akan menumpuk di tengah, maka solusi untuk bermain melebar akan dibebankan kepada 2 bek sayap ini. Tak jarang gol demi gol yang tercipta merupakan hasil kreasi darikedua bek sayap saya baik itu mengkonversi terjadinya gol ataupun mencetak gol.
Peran Setiap Pemain dalam Formasi 4-3-1-2
Selain formasi 4-3-1-2, saya juga menerapkan formasi favorit saya yaitu 4-2-3-1 yang berfungsi menjadi wildcard dalam beberapa match tertentu. Karena setiap sebelum pertandingan, Scout akan melaporkan gambaran tactics tim lawan beserta kekuatan timnya, sehingga kita bisa mengetahui gambaran kekuatan tim lawan. Hal tesebut juga berlaku bagi tim lawan yang juga mengetahui kekuatan tim kita. Sehingga terkadang saya akan membaca formasi lawan terlebih dahulu baru memututskan apakah formasi 4-3-1-2 atau 4-2-3-1 yang akan saya pakai. Walaupun lebih seringnya formasi 4-3-1-2 yang menjadi pilihan saya.
Peran Setiap Pemain dalam Formasi 4-2-3-1

The Winning Team
Selama 2 musim menukangi Bournemouth, saya memiliki the winning team yang pada akhirnya berhasil meraih trophy piala FA serta menjadi Runner-up EPL. Berikut akan saya ulas satu per satu pemain kunci yang menjadi pilihan utama saya dengan formasi 4-3-1-2.

Goalkeeper – Jeronimo Rulli
Kiper 21 tahun asal Argentina yang membela klub Real Sociedad ini bisa dikatakan menjadi pemain paling krusial di tim saya. Entah berapa penyelamatan yang telah dibuat olehnya. Jika saja bukan Rulli kipernya, mungkin Bournemouth tak akan mampu menembus posisi 2 EPL dan juara Piala FA. He is a wonderful Goalkeeper. FYI, di dunia nyata Rulli sudah menjadi buruan tim-tim besar seperti Barcelona dan Manchester City. Melihat penampilan Joe Hart yang kadang kurang stabil, bukan tak mungkin Rulli akan berkostum biru langit di musim depan. #RulliSaver

Right Wing Back – Ruben Neves

He is a good leader in a team ! Awalnya saya mendatangkan Ruben Neves untuk mengisi posisi lini tengah Bournemouth sesuai dengan posisi aslinya yang merupakan seorang defensive midfielder. Namun kala itu wing back kanan saya Andre Wisdom mengalami cedera dan pelapisnya Sam Byram tampil tidak konsisten, sehingga Ruben Neves yang merupakan seorang Versatile player saya tempatkan di posisi wing back kanan. Hasilnya sangat memuaskan. Kemampuan Ruben Neves baik dalam bertahan dan menyerang sama baiknya. Bahkan tak jarang gol demi gol berawal dari pergerakan pemain ini. FYI, Ruben Neves yang baru berusia 18 tahun merupakan Kapten klub Porto dan baru saja mencetak rekor sebagai pemain termuda yang pernah menjabat sebagai Kapten di Liga Champions. Pun sama halnya di FM 2015 saya memberikan kepercayaan kepada Neves untuk mempimpin tim melihat determinasi dan leadershipnya yang sangat tinggi dibandingkan pemain – pemain lain. Di usianya yang begitu muda ia sudah mendapat panggilan dari timnas portugal. Dan klub – klub besar seperti Arsenal, Chelsea, Liverpool hingga West Ham sudah mengajukan penawaran kepada Porto untuk memboyong pemain masa depan Portugal ini. #NevesFutureLeader

Central Defender – Niklas Sule

Kuat, Cepat, Tanpa Kompromi. Ketiga karakter itu mencerminkan gaya bermain bek yang baru berusia 20 tahun ini. Status Man Of The Match pernah beberapa kali diarih olehnya. Sule memiliki skill yang begitu sempurna. Ia cepat, jago duel udara, dan bersih dalam melakukan tekel. FYI, di dunia nyata Arsenal berada di baris terdepan untuk mendapatkan tanda tangan bek asal Jerman ini.

Ball Playing Defender – Allesio Romagnoli

Sebelum Romagnoli dibeli AC Milan dari AS Roma seharga 25 Juta Euro musim ini, di FM 2015 Romagnoli sudah berhasil saya amankan di klub saya. Dalam usianya yang masih muda, Romagnoli memang merupakan bek penuh bakat yang dimiliki oleh Italia. Bahkan di FM 2015 ini Romagnoli pernah ditawar oleh Atletico Madrid seharga 35 Juta Euro, namun saya tolak. Hehehe. #TheBallPlaying


Left Wing Back – Jonathan Silva

Bek yang memiliki naluri menyerang tinggi + merupakan eksekutor bola mati terdapat di dalam diri pemain Sporting Lisbon asal Argentina yang berusia 21 tahun ini. Pemain ini bertipikal sama seperti Baines. Di dunia nyata, kabarnya Napoli dan Dortmund sangat getol ingin mendatangkan pemain ini. FYI, awalnya saya mengincar bek Valencia, Jose Gaya. Namun Chelsea berhasil memenangi perburuan tersebut sehingga saya membidik Silva sebagai alternatifnya. #AFlyingWings

Deep Lying Playmaker – Lewis Cook

Lewis Cook mungkin akan terasa asing bagi para penikmat sepakbola, karena pemain ini berasal dari klub Leeds United yang notabene bermain di divisi Championship liga Inggris. Namun pemain yang satu ini memiliki bakat yang begitu besar. Pemain yang baru berusia 18 tahun ini merupakan pilihan utama saya dalam menempati posisi deep lying playmaker. Role permainannya di dalam tim kurang lebih mirip dengan apa yang dijalankan oleh Matic di Chelsea ataupun Busquets di Barcelona. Ia menjadi penghubung antara lini belakang dan tengah serta menjadi tameng bagi keempat bek di belakang. Ia memang jarang mencetak gol. Namun sentuhan demi sentuhannya sangat menentukan dalam organisasi permainan tim. Di game ini, Manchester United sudah 2 kali mengajukan penawaran untuk Lewis Cook. Seperti biasa, saya belum siap untuk melepasnya. :D #DeepLyingCook

Ball Winning Midfield – Pierre Hojbjerg

Jika Manchester United memiliki Paul Scholes, maka Bournemouth versi saya memiliki seorang Hojbjerg (menyebutkan namanya susah sekali -__-). Pemain berusia 20 tahun yang saya datangkan dari Bayern Muenchen ini adalah seorang Regista yang memiliki kemampuan determination, passing, long shoot, tackling, aggresion sama baiknya. Kemampuan jelajahnya yang tinggi membuatnya terkadang menjalani peran sebagai Box to Box Midfielder. Jika ia berada dalam kondisi yang fit, maka satu tempat garansi akan saya berikan untuknya. Ia merupakan pemain yang paling sering melakukan intercept dan tackling di lini tengah. Melihatnya bermain seakan menyaksikan seorang Coquelin di Arsenal. #ScholesHojbjerg

Advanced Playmaker – Youri Tielemans

Jujur saja saya bingung untuk menentukan siapa yang lebih prioritas menjadi pilihan utama saya antara Youri Tielemans ataupun Will Hughes. Kedua pemain ini bertipikal sama, yaitu seorang advanced playmaker. Keduanya memiliki kemampuan passing mumpuni serta visi bermain diatas rata-rata. Jika Lewis Cook bermain lebih kebawah untuk menghubungkan antara lini belakang dan tengah, maka peran Tielemans ataupun Hughes adalah menjembatani lini tengah ke lini depan. Satu kelebihan Tielemans dibandingkan hughes ialah kemampuan bertahannya yang lumayan baik. Di dunia nyata, Manchester United sudah terdengar sangat serius meminati pemain berusia 20 tahun asal Belgia yang saat ini berkostum Anderlecht. #DeterminationTielemans

Attacking Midfield – Thorgan Hazard

Honestly, Eden Hazard merupakan pemain favorit saya di dunia nyata sepanjang musim 2014/2015. Bahkan dalam bermain futsal pun saya sering kali menempati wilayah kiri dengan gaya bermain layaknya seorang inverted winger berkat inspirasi darri seorang Eden Hazard. Namun apa daya ketika menukangi Bournemouth, adalah sebuah kemustahilan bisa mendatangkan seorang Eden Hazard dari Chelsea. Alhasil, saya mencoba mendatangkan Thorgan Hazard yang merupakan adik kandung dari Eden Hazard sebagai antitesanya. Hasilnya sangat brilliant ! Sang adik memiliki kualitas bermain yang tak kalah ciamik dengan abangnya. Jika sang abang lebih kepada seorang winger, maka sang adik merupakan seorang playmaker tradisional yang memiliki kualitas mengagumkan. 2 tahun posisinya tak tergantikan di lini tengah. Bahkan sang pelapisnya yaitu Alen Halilovic tak cukup kuat untuk menggusur posisinya. #TheNewHazard

Deep Lying Forward – Ricardo Kishna

Tau gelar European Golden Boy? Pemain – pemain seperti Balotelli, Goetze, Isco, dan Pogba pernah mendapatkan nominasi bergengsi ini. Dan Kishna dibawah asuhan saya juga berhasil mensejajarkan dirinya bersama keempat pemain fenomenal tersebut. Awalnya saya tak mengira bahwa Kishna akan meraih nominasi itu. Namun melihat usianya yang masih sangat muda dengan statistik dalam urusan assists dan gol, Kishna pantas mendapatkan nominasi itu.



 European Golden Boy Awards

Berperan sebagai seorang Deep Lying Forward, Kishna bertugas menjemput bola lebih ke bawah dan berperan dalam mengatur serangan bersama Thorgan Hazard. Meskipun begitu, tak jarang pula ia berhasil mencatatkan nama dirinya ke papan skor. FYI, di dunia nyata Kishna baru saja didatangkan oleh Lazio dari Ajax Amsterdam. #TheGoldenBoy

Poacher – Callum Wilson

Callum Wilson adalah satu-satunya pemain asli Bournemouth yang berhasil mendapatkan tempat di hati saya. Ia menjadi top skor klub + pemain terfavorit pilihan fans selama 2 musim berturut-turut. Keganasannya di kotak 16 seperti seorang Lewandowski di Bayern Muenchen. Dan ia memiliki kecepatan layaknya seorang Sergio Aguero. Berkat penampilan heroiknya bersama Bournemouth, Wilson berhasil dipanggil oleh timnas Inggris. Mengagumkan bukan? Dan di dunia nyata kita bisa melihat potensi besar dari pemain ini. Di awal musim, ia berhasil menggelontorkan gol demi gol untuk Bounemouth. Namun sayang, setelahnya ia menimpa cedera panjang yang membuat ia terancam absen hingga akhir musim. #TheFoxInTheBox
Pemain Favorit Pilihan Fans


Best Match
Berikut saya cantumkan beberapa match terbaik saya ketika menukangi Bournemouth selama tahun 2015.
Bournemouth vs Chelsea

Bournemouth vs Chelsea

Bournemouth vs Everton


“ Sebagai penutup, dari pemain-pemain pilihan saya di tim ini sudah jelas tergambar bahwa saya membangun Bournemouth dengan sejumlah pemain – pemain muda (bahkan kapten timnya seorang pemuda 18 tahun, Ruben Neves) berbekal filosofi permainan total football. Saya belum bisa memastikan bagaimana kelanjutan perjalan karier di FM 2016. Apakah akan kembali menangani Bournemouth atau mencoba tantangan baru di klub lainnya. Honestly, jika saja kondisi persepakbolaan Indonesia di tahun 2016 ini sudah kembali berjalan normal, saya tertantang untuk melatih klub Indonesia dan bermain dalam lingkup Asia. Untuk klubnya saya belum tau akan melatih di klub mana. Entah itu Persib, Bali United, atau mungkin Persipon. Goodbye FM 2015. Thank you for your beautiful memories and Welcome FM 2016.

2 Januari 2015 - Kota Khatulistiwa - @Randabola

Kamis, 09 Juli 2015

Mengenal Sang Pendatang Baru, AFC BORNEMOUTH !

The New Comers !

Musim 2015/2016 Premier League akan menjadi sebuah musim yang begitu spesial, karena ada 1 tim promosi dari divisi Championship yang menjadi pembicaraan banyak kalangan, yaitu AFC Bornemouth.

Mari kita kenalan lebih jauh dengan klub yang memiliki julukan unik dari nama buah – buahan yaitu the cherries.

1. Promosi ke Premier League pada musim ini merupakan kali pertama bagi AFC Bornemouth sepanjang sejarah klub mereka berdiri sejak tahun 1899


2. 6 tahun yang lalu AFC Bornemouth masih berkecimpung di kasta keempat sepakbola liga inggris, yakni League Two. Namun dalam waktu yang tergolong sangat singkat itu, AFC Bornemouth melesat bagaikan permainan di game playstation dengan akhirnya berhasil bertengger di posisi puncak divisi Championship untuk promi ke Premier League.

Foto diambil dari situs Panditfootball.com

3.  Bornemouth promosi bukan karena permainan super defensif ataupun kemenangan yang “serba beruntung”, namun Bornemouth menampilkan permainan menyerang yang sangat atraktif sepanjang musim (statistik dapat dilihat di tabel). Karena permainan menyerang atraktif yang ditampilkan oleh anak asuhan Edie Howe ini, salah satu Legenda Sepakbola Inggris, Gary Lineker sampai berkata, “Bornemouth memainkan sepakbola yang tidak membosankan. Mereka akan memberikan warna baru di Premier League musim depan”. Suatu statement yang tentunya menarik untuk ditunggu – tunggu oleh para penikmat sepakbola liga inggris.

Foto diambil dari Wikipedia

4.  Dari 49 jumlah pemain yang terdaftar pada musim lalu, saya secara pribadi hanya mengenal 4 nama. Mereka adalah Ian Harte (pemain senior yang pernah merumput di Premier League), Dan Gosling (mantan pemain Newcastle United), Arthur Boruc (pemain pinjaman dari Southampton), dan Kenwyne Jones (pemain pinjaman dari Cardiff City). Jika 2 nama terakhir tidak dihitung dikarenakan hanya merupakan pemain pinjaman, maka hanya 2 nama familiar yang menghiasi skuad sang juara Championship yang akan promosi pada musim ini. Fantastis !

Foto diambil dari Wikipedia

5.  Sang Manajer Bornemouth, Eddie Howe baru berusia 37 tahun. Ia sempat menukangi Burnley sebelum pada akhirnya ia kembali dipercaya untuk menjadi pelatih Bornemouth hingga sekarang. Kemampuan Eddie Howe membuatnya mendapat julukan sebagai “The Special One from England”. Tentu di musim depan kita akan menikmati sajian yang menarik antara The Real Special One vs The Special One from England. Sebagai catatan, pada Mei 2015 kemarin, Eddie Howe berhasil mengalahkan Mourinho dalam perebutan gelar “Manager of The Year” dari League Managers Association atas prestasinya membawa Bornemouth menjuarai Championship.


Kelima catatan diatas tentunya tidak bisa dipandang sebelah mata oleh para penikmat Liga paling bergengsi di dunia, Premier League. Kehadiran tim promosi bernama AFC Bornemouth tentu tidak boleh dipandang sebelah mata oleh tim – tim lainnya. Apalagi sampai sejauh ini manajemen Bornemouth telah bergerak aktif dalam mendatangkan 3 pemain untuk melengkapi susunan pemainnya dalam mengarungi Premier League 2015/2016.

Selamat berjuang AFC Bornemouth, Good Luck The Special One from England !!

#SuperSoccerGoesToSingapore

@Randabola, 9 Juli 2015, Kota Khatulistiwa

Tantangan Darmian & Kegagalan Pemain Italia Di Liga Ingris

Siapakah sebenarnya Darmian? Dan apakah dia bakal sukses merumput di Liga Inggris bersama klub barunya Manchester United? Mari simak beberapa infromasi berikut ini.


Dalam 24 jam terakhir, Manchester United telah resmi mendapatkan seorang pemain baru asal Italia, Matteo Darmian. Harga transfer pemain yang merupakan binaan akademi AC Milan ini ditaksir mencapai €18 juta. Tentu kepindahan ini mengagetkan beberapa pihak mengingat sebelumnya Matteo Darmian hanya bermain di klub sekelas Torino.

Lalu mengapa Van Gaal mendatangkan pemain yang telah merasakan caps bersama timnas Italia ini?

Gambar diperoleh dari situs whoscored.com
Nama Matteo Darmian mulai melambung tinggi ketika musim 2012/2013 & 2013/2014. Kala itu bersama Cerci dan Immobille, Darmian membawa Torino tampil begitu memukau sehingga Torino bisa berkiprah di tingkat Eropa. Sayang bagi Darmian, dua partnernya saat itu Cerci dan Immobille harus hijrah ke Spanyol dan Jerman setelah dibeli oleh Atletico Madrid dan Borrusia Dortmund.

Berkat penampilan gemilangnya di liga Serie-A, Cesarre Prandelli memutuskan untuk membawa Darmian ke World Cup 2014. Dan kesempatan itu dijawab baik oleh Darmian dengan tampil selama 3 pertandingan di babak grup World Cup 2014.

Di bawah asuhan Giampiero ventura, Darmian ditempatkan sebagai wing back kanan dalam formasi 3-5-2. Namun terkadang ia juga bisa menempati posisi wing back kiri / full back kiri dalam formasi 4-4-2 seperti yang ia lakukan bersama timnas Italy di World Cup 2014.

Pada awal musim lalu Van Gaal sangat suka menerapkan formasi 3-5-2 ke dalam bentuk permainan Manchester United. Namun rentetan hasil buruk yang dialami oleh MU serta ketidakcocokan formasi 3-5-2 dengan para pemain MU membuat Van Gaal melakukan reformasi bentuk permainan ke 4-1-4-1 atau 4-4-1-1.

Kemampuan Darmian yang bisa beroperasi di bagian kanan maupun kiri serta adaptasinya baik pada formasi 3-5-2 maupun 4-4-2 inilah yang membuat Van Gaal kepincut untuk mendatangkannya. Apalagi jika pada musim lalu Van gaal seringkali membangkucadangkan Rafael Da Silva dan lebih memilih Antonio Valencia untuk menempati pos full back kanan ataupun wing back kanan. Kehadiran Darmian diyakini akan membuat lini tersebut menjadi begitu kuat karena sejatinya posisi asli dari Antonio Valencia adalah pemain sayap, bukan pemain belakang.

Statistik perbandingan antara Darmian, Rafael, dan Valencia yang dirilis oleh Whoscored semakin memperlihatkan betapa pentingnya keberadaan Matteo Darmian di theater of dreams.

Gambar diperoleh dari situs whoscored.com

Lalu apakah Darmian akan menuai sukses bersama The Red Devils?

Tunggu dulu. Mari simak beberapa perjalanan pemain asal Italia yang pernah merumput di Liga Inggris ini. Ada yang dicap gagal, namun ada pula yang menuai kesuksesan.

Mereka (pemain Italia) yang gagal di liga inggris :

1. Alberto Aquilani
Aquilani diboyong ke Anfield dari AS Roma pada musim panas 2009 dengan nilai transfer dikabarkan mencapai £17 juta oleh mantan manajer The Reds, Rafael Benitez. Namun sepanjang kariernya di Anfield, Aquilani hanya tampil kurang dari 28 pertandingan dengan mencetak dua gol. Pada musim berikutnya, Aquilani harus meninggalkan tanah Inggris dan kembali ke negeri asal, Italia.

2. Bernardo Corradi
Bergabung dengan Manchester City di awal musim 2006/07, mantan pemain timnas Italia itu gagal memasukkan memperlihatkan kontribusi yang baik. Ia hanya mencetak kurang dari tiga gol dalam 29 penampilan. Corradi akhirnya kembali dipinjamkan ke Parma pada tahun berikutnya sebelum bergabung ke Reggina pada Juli 2008 setelah kontraknya bersama The Citizens berakhir.

3. Andrea Dossena
Meski sempat mencetak goal pada pertandingan melawan Manchester United di old Trafford, Dossena yang tiba di Anfield pada musim panas 2008 dari Udinese gagal tampil konsisten. Ia hanya berkarir di Merseyside selama satu setengah tahun dengan tampil sebanyak 31 pertandingan dan mencetak dua gol. Dossena akhirnya kembali ke Italia pada Januari 2010 dan bergabung ke Serie A.


4. Marco Materazzi
Bergabung ke Everton dari Perugia pada musim 1998/99, Marco hanya tampil 12 kali untuk The Toffees dalam waktu satu musim, dan ia bahkan sempat empat kali dipinjamkan ke klub lain. Ia akhirnya kembali ke Perugia pada tahun berikutnya. Di sana ia tampil selama dua musim sebelum bergabung ke FC Internazionale pada 2001. 

5. Massimo Taibi
Massimo Taibi bergabung ke Manchester United pada musim panas 1999 dari klub Italia Venezia. Sayang, sang kiper gagal memenuhi ekspetasi dari Sir Alex ferguson. Ia hanya tampil empat kali dalam enam bulan di Old Trafford. Blunder yang dibuatnya saat imbang 3-3 dengan Southampton pada 1990 akan selalu diingat oleh fans setan merah.

Ada yang gagal, maka ada pula yang sukses. Berikut ini mereka (pemain Italia) yang sukses di liga inggris :

1.    Carlo Cudicini
Carlo Cudicini datang ke Stamford Bridge pada tahun 1999 dan memaksa kiper legendaris Chelsea, Ed De Goey harus merelakan tempatnya. Di tahun 2002 ia mendapat gelar Chelsea Player of The Year dan di tahun berikutnya ia didaulat menjadi kiper terbaik liga Inggris musim 2003/2004. Namun kedatangan manajer Jose Mourinho pada tahun berikutnya membuat Cudicini kehilangan tempatnya. Overall, karir Cudicini terbilang cukup sukses bersama The Blues.

2.    Gianluca Vialli
Datang ke Stamford Bridge dari Kota Turin pada musim panas 1996, Gianluca Vialli menorehkan sejumlah prestasi. Bersama The Blues, Vialli bermain sebanyak 58 laga dan mencetak 21 gol. Ia turut andil dengan membawa Chelsea meraih gelar FA Cup, Piala Liga dan Piala Winners dalam 3 tahun tersebut.

3.    Roberto Di Matteo
Roberto Di Matteo adalah orang Italia yang paling sukses berkarir di Inggris. Setidaknya 6 gelar bergengsi dipersembahkan Di Matteo untuk The Blues. Tidak hanya menjadi pemain, tapi Di Matteo juga sukses mempersembahkan trofi Liga Champions pertama untuk klub asal London tersebut pada musim 2012/2013 sebagai pelatih.

4.    Gianfranco Zola
Gianfranco Zola dinobatkan sebagai salah satu legenda Chelsea hingga saat ini. Nomer punggung 25 yang dipakainya pun saat ini masih dianggap keramat bagi The Blues. Dari 229 penampilannya, Zola menyumbang 59 gol dan 5 gelar bergengsi bagi The Blues.

Apakah Darmian akan mengikuti jejak Aquilani, Corradi, dan Massimo Taibi atau justru menjadi heroik dengan meneruskan catatan gemilang Cudicini, Di Matteo, serta Gianfranco Zola? Waktu lah yang akan menjawabnya.

Selamat berkontribusi Matteo Darmian !!

#SuperSoccerGoesToSingapore



@Randabola, 9 Juli 2015, Kota Khatulistiwa